Penanaman Adab melalui literasi Pada Anak Usia Dini
Penanaman adab adalah pondasi yang utama dan pertama dalam pendidikan.
Penanaman adab adalah pondasi yang utama dan pertama dalam pendidikan. Dalam Alqur’an banyak ayat yang memerintahkan kita agar menghiasi diri dengan akhlak terpuji (adab). Pendidikan adab melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Ketika hal tersebut dapat berjalan beriringan, maka akan terbentuk karakter seseorang yang bisa baik atau buruk. Karakter baik yang terbentuk inilah yang disebut adab.
Pendidikan adab memerlukan sebuah proses yang simultan dan berkesinambungan yang melibatkan aspek membelajarkan knowing the good (mengetahui hal yang baik), feeling the good (merasakan hal yang baik), desiring the good (merindukan kebaikan), loving the good (mencintai kebaikan), dan acting the good (melakukan kebaikan). Metode internalisasi pendidikan adab hendaknya dapat dilaksanakan di keluarga, sekolah, masyarakat, bahkan negara dengan tujuan yang sama, yaitu membentuk adab seseorang sebagai bekal di kehidupan masa depan. Adab seseorang akan lebih mudah dibentuk ketika masih dalam usia dini.
Berbagai metode dapat digunakan untuk penanaman adab pada anak-anak, di antaranya melalui literasi. Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Literasi penting digunakan untuk mengajarkan pendidikan adab karena “menginternalisasi perilaku (misalnya, menunjukkan kesedihan atau depresi). Anak juga diajarkan untuk berempati dan memecahkan masalah.
Implementasi dari pendekatan literasi adalah dengan menyediakan sudut bacaan. Selanjutnya gunakan metode diskusi agar lebih efektif dalam penanaman adab pada anak usia dini. Guru mengajak murid untuk berdiskusi dalam penanaman adab sebelum memberikan tugas-tugas kegiatan yang lain. Di awal tahun pelajaran guru dan murid perlu membuat komitmen bersama tentang adab yang akan menjadi prioritas dalam pembelajaran 1 tahun. Adab untuk murid, untuk, guru, dan untuk orang tua. Hal ini tentu tidak dibuat sekaligus.
Pertama, lakukan diskusi dengan murid untuk mengungkapkan harapan dan sikap-sikap yang harus muridmurid lakukan untuk menjadikan sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan. Tulis hasil diskusi dalam bentuk tata tertib. Kedua, lakukan seperti yang pertama dengan tema harapan murid terhadap guru. Guru yang bagaimana yang muridmurid harapkan. Dan yang ketiga tentang harapan mereka terhadap orang tuanya.
Ketiga peraturan didesign menarik, lalu dipasang di dinding. Komunikasikan tata tertib pada orangtua murid dalam kegiatan parenting. Orang tua, guru, dan murid berkomitmen bersama dalam menjalankan program penanaman adab tersebut. Tata tertib atau harapan yang terpasang di dinding setiap hari sebelum kegiatan belajar dibaca bersama-sama oleh guru dan diikuti oleh murid.
Pembiasaan mendengar dan menirukan selain meningkatkan kemampuan membaca gambar dan tulisan, mampu membangun energi positif. Pembiasaan ini adalah sebagai bentuk motivasi untuk mencapai tujuan tertentu yang sudah direncanakan. Dengan mengatakan hal positif tersebut maka itu akan menjadi perintah langsung dari pikiran alam sadar untuk pikiran alam bawah sadar. Hingga pada akhirnya alam sadar anak akan mempercayainya dan bersikap positif. Sehingga tubuh akan merespon dan melakukannya. Kegiatan positif yang dilakukan terus-menerus (konsisten) akan menjadi kebiasaan, sehingga terbangunlah adab pada diri anak.
Oleh:
Hanifah Bawazir, M.Si.
TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun
Sumber : Majalah Al Azhar Edisi 311