Ad Under Header

Ketua Umum ASBD, Alumni Al Azhar yang Militan

Ketua Umum ASBD, Alumni Al Azhar yang Militant. Bagaimana tidak? Alumni yang selanjutnya menjadi guru di Al Azhar ini adalah cucu dari pendiri YPI

 

Ketua Umum ASBD, Alumni Al Azhar yang Militan

Majalah Al Azhar - Ketua Umum ASBD, Alumni Al Azhar yang Militant. Bagaimana tidak? Alumni yang selanjutnya menjadi guru di Al Azhar ini adalah cucu dari pendiri YPI Al Azhar yang bernama Sardjono. Saat itu Sardjono  menjabat sebagai Wakil Walikota Jakarta Raya berjuang bersama dengan 14 tokoh Islam. Sardjono memiliki seorang putri bernama Toety Surtiaty. Toety Surtiaty kemudian dinikahi oleh Hidayat Sumanta. Ketika YPI Al Azhar membuka Sekolah Dasar (SD) Islam Al Azhar pada tanggal 1 Agustus tahun 1964, Hidayat Sumanta mendapatkan amanah menjadi kepala sekolahnya.  Hasil pernikahan Hidayat Sumanta dengan Toety Surtiaty melahirkan putri yang bernama Nuni Harniaty. Nuni Harniaty memiliki dua orang putri yang keduanya bersekolah di Sekolah Islam Al Azhar.  Jika Annisa Fahira, anaknya yang pertama bersekolah dari SD sampai dengan SMA, maka  Aisyah Azzahra, anaknya yang kedua, bersekolah dari TK sampai dengan SMA. Dan, Alumni yang Militan itu terpilih menjadi Ketua Umum Al Azhar Seni Bela Diri (ASBD) pada tanggal 21 November 2021.

Nuni Harniaty, lahir di Jakarta,  tanggal 19 Juni 1969, menempuh pendidikan di Sekolah Al Azhar mulai dari SD, SMP dan SMA. Meski cucu dari seorang Wakil Walikota Jakarta Raya dan sekaligus pendiri YPI Al Azhar tidak lantas membuat Nuni menjadi anak yang sombong dan bermanja. Dengan bapaknya yang seorang kepala sekolah memotivasinya untuk menjadi anak yang berprestasi.  Pada awalnya, memang Nuni adalah seorang anak yang pemalu dan tidak percaya diri. Setelah ia memilih untuk mengikuti kegiatan pencak silat dan menjuarai beberapa turnamen, mulai tumbuhlah sikap pemberani dan rasa percaya diri. 

Selama bersekolah di SD Islam Al-Azhar Kebayoran Baru, Nuni sangat menggemari pelajaran olah raga. Nama guru olah raganya  saat itu adalah H.Wagiman. Karena menonjol di bidang olahraga maka setiap ada turnamen atau lomba, guru olahraganya, H. Wagiman mengikutkannya untuk mengikuti turnamen itu. Saingan terberat Nuni ketika mengikuti turnamen adalah sahabatnya sendiri yaitu Nur Asiah, yang saat ini adalah istri dari Sandiaga Uno.

Semangat Nuni Harniaty  untuk menggeluti seni bela diri ternyata menyimpan kisah tersendiri.  Berawal dari peristiwa Nuni terjatuh akibat terdorong oleh teman sekelasnya, sehingga kacamatanya pecah. Saat itu Nuni tidak bisa berbuat apa-apa. Meski beberapa kali  minta kacamata diganti, temannya tetap tidak bersedia mengganti. Nuni hanya menyimpan kesal itu seorang diri. Ia tidak memiliki keberanian untuk  menyampaikan peristiwa itu kepada orang tuanya. Saat itulah ia mulai menyadari agar menjadi orang yang kuat agar sehingga tidak mudah dipermainkan orang lain. Bahkan, sedikit emosional Nuni ingin memberikan pelajaran kalau  ada orang lain yang berulah. Atas rekomendasi dari seorang kerabat Nuni bergabung di Perguruan Silat Al Azhar Seni Bela Diri (ASBD). 

Sekian lama menggeluti latihan ASBD, niat yang semula ingin memberikan pelajaran kepada seseorang yang berulah seratus delapan puluh derajat berubah. Dari yang semula “ingin memberikan pelajaran” menjadi  “ bergiat mengukir prestasi”. Nuni berangsur menjadi pribadi  yang semakin supel dan percaya diri tanpa sedikitpun merasa sok jago dan pamer kekuatan. Niat untuk mengukir prestasi di bidang pencak silat semakin kuat. Oleh karena, terinspirasi dari teman-teman sekolahnya yang sering berlibur ke luar negeri, Nuni bercita-cita suatu saat akan pergi pula ke luar negeri. Bukan dengan mengumpulkan uang agar bisa bepergian ke luar negeri, tetapi dengan giat berlatih agar suatu saat bisa menjadi juara nasional dalam pencak silat. Jika cita-citanya berhasil, maka bukan tidak mungkin ia akan mewakili Indonesia dalam turnamen pencak silat di tingkat dunia. 

Seperti pepatah, “Hasil tak mengingkari proses” jerih payah Nuni dalam berlatih pencak silat mulai membuahkan hasil. Satu demi satu kejuaraan pencak silat berhasil disandangnya. Secara berturut-turut prestasi yang berhasil diperoleh Nuni dari berbagai kejuaraan pencak silat ialah Juara 1 se-DKI Jakarta tahun 1988,  Juara 1 Kejurnas  1990 di Jakarta, Juara 1 Invitasi Dunia 1990 di Thailand,  Juara 2 World Championship 1992 di Jakarta,  Juara 1 PON 1993 di Jakarta, Juara 3 Sea Games 1993 di Singapore, Juara 1 DKI Jakarta 1996, Juara 1 Pra PON 1998 di Jakarta. Berita baiknya lagi, atas prestasi yang diperoleh itu Nuni diterima di Perguruan Tinggi Negeri (IKIP) Jakarta melalui jalur prestasi sebagai juara dunia cabang pencak silat.

Berbekal ijazah yang dimilikinya, Nuni bergabung di YPI Al Azhar menjadi guru Bimbingan Konseling pada tanggal 2 Oktober 1995. Nuni sangat menikmati menjalani profesinya sebagai guru bimbingan konseling. Selain bisa dekat dengan anak-anak, Nuni berkeinginan untuk  meneruskan perjuangannya melatih pencak silat di Perguruan Silat kekhasan Al Azhar yang bernama  Al Azhar Seni Bela Diri (ASBD). Ia sangat bangga jika murid murid Al Azhar mencintai dan memiliki prestasi olah raga bidang pencak silat. Pencak silat sebagai cabang olah bela diri khas  Indonesia perlu diperkenalkan kepada generasi muda. 

Mengenang perjalanan ASBD, Nuni Harniaty  mengajak Tim Redaksi Al Azhar untuk menilik sejarah ASBD. Nuni mengisahkan bahwa ASBD didirikan pada tanggal 20 April 1970 di Masjid Agung Al Azhar. Sekolah seni bela diri itu didirikan oleh Muhammad Sufiyono dan Djauharul Abidin Bakir. Pada mulanya, sekolah pencak silat ini tidak memiliki nama. Buya Hamka yang saat itu menjadi Imam Besar Masjid Agung Al Azhar menyarankan agar menambahkan Al Azhar di depan nama seni bela diri, sehingga jadilah Al Azhar Seni Bela Diri (ASBD). 

“Salah satu kekhasan dari ASBD adalah bersih atau bebas dari takhayul dan sihir.” Lebih lanjut  Nuni menjelaskan bahwa dalam setiap latihan, peserta wajib memulainya dengan menyatakan ikrar dan janji. Ikrar dan janji tersebut meliputi : (1) Mengabdi kepada Allah, bangsa dan negara serta membela keadilan dan kebenaran, (2) Mentaati azaz-azaz bela diri, (3) Patuh dan taat kepada pimpinan dan disiplin pribadi, (4) Sanggup meningkatkan prestasi, (5) Dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah. 

Bagaimana ceritanya sehingga Nuni Harniaty terpilih menjadi Ketua Umum ASBD? 

Ahad, 24 Oktober 2021, ASBD  untuk pertama kalinya mengadakan Musyawarah Dewan Guru secara blended. Kegiatan ini dilaksanakan di ruang Aula lt.2 Kampus Kebayoran Baru Jakarta Selatan dan dihadiri oleh Pengurus YPI Al Azhar & Pejabat Esselon 1 (Pendekar Kehormatan), 7 Anggota Dewan Guru ASBD, Ketua Pengurus Pusat ASBD Periode 2019-2021, Ketua Komisi Pengawas ASBD, Ketua Komisi Keilmuan ASBD, serta 3 perwakilan pelatih yaitu Pelatih Muda, Pelatih Madya, dan Pendekar. 

Musyawarah Dewan Guru kali ini mengagendakan untuk memilih Ketua Pengurus Pusat, Ketua Keilmuan, dan Ketua Pengawas ASBD 2021-2023. Sebelum memasuki acara tersebut Pengurus YPI Al Azhar Bidang Dakwah & Sosial Dr. Shobahussurur S., MA. membuka kegiatan ini menyampaikan sambutan.  Beliau menyampaikan rasa syukur dan selamat kepada ASBD yang tetap bisa melaksanakan kegiatan Musyawarah Dewan Guru untuk memilih Ketua ASBD yang baru. "Melihat perkembangan Al Azhar saya berharap  ASBD bisa mengembangkan kegiatan ini di setiap Masjid Raya Al Azhar dan sekolah Al Azhar sehingga dakwah ASBD lewat seni beladiri terasa ke seluruh penjuru indonesia." kata H. Sobah.  "Untuk itu dibutuhkan kepengurusan yang kuat untuk memajukan ASBD sehingga perlu dipilih melalui proses yang demokratis dengan mengedepankan asas musyawarah, " kata Pengurus dilanjutkan dengan membuka Musyawarah dewan Guru ASBD.

Acara dilanjutkan dengan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Pusat ASBD periode 2019-2021. Pemilihan calon pengurus diawali dengan  presentasi visi dan misi bakal calon Ketua Pengurus Pusat ASBD periode 2021-2024 di hadapan para Dewan Guru. Pada pemilihan kali ini terdapat 4 nama calon yang maju untuk menjadi Ketua Pengurus Pusat yaitu Ka Zainudin, Ka Zarkasih, Ka Nuni Hariati, dan Ka Ratna Nila Juwita.

Terdapat hal yang menarik yang ditanyakan oleh  Dewan Guru ASBD, kepada ke-4 calon Ketua Pengurus ASBD, "Jika Anda terpilih menjadi Ketua, bagaimana cara Anda agar ASBD dapat mencetak atlet silat terbaik yang bisa membanggakan nama ASBD di kejuaraan Tingkat Nasional maupun Internasional seperti PON, Sea Games?". Jawaban yang diberikan para calon Ketua Pengurus Pusat pun beragam. Ada calon yang menjawab dengan dengan cara membangun padepokan dan training center berstandar nasional, ada yang dengan cara meningkatkan jumlah waktu latihan, dan ada yang ingin melakukannya melalui pembinaan harus dimulai dari jenjang usia anak-anak, remaja, hingga dewasa dengan pelatih yang baik dan bermental juara. Alhasil terpilihlah Nuni Harniaty sebagai Ketua Umum ASBD Periode Tahun 2021-2024.

Sebagai Ketua Umum ASBD,  Nuni mengharapkan dan memperjuangkan agar murid Al Azhar memiliki prestasi minimal 1 murid 1 prestasi. Di samping itu, ASBD akan hadir untuk membantu YPI Al Azhar dalam Program Penguatan Pendidikan Adab. Nuni menyatakan keyakinannya melalui ASBD murid Al Azhar tidak hanya berlatih pencak silat yang benar,  namun akan memiliki karekter yang kuat, disiplin, santun, hormat dan menghargai orang lain. 

Selangkapnya di : Majalah Al Azhar Edisi 318
Top ad
Middle Ad 1
Parallax Ad
Middle Ad 2
Bottom Ad
Link copied to clipboard.